Wanita Penghuni Rumah Indah
"Rangga ya?" Wanita berparas cantik itu menunjuk sambil tersenyum kepadaku.
"Iya. Maaf, apa kita pernah kenal sebelumnya?" Kupasang wajah polos. Aku memang tak mengenalnya.
"Aku Rani," ucapnya sambil menjabat tanganku, "aku kenal kamu dari Anton."
"Anton yang rambutnya pirang itu?"
"Yap, betul banget." Senyum terpasang di wajahnya yang ayu.
Akhirnya kami ngobrol panjang lebar dengan topik yang tak jelas. Tapi,
satu hal yang pasti, wanita bernama Rani ini sungguh asik, wajahnya juga
terasa familiar.
Ditemani secangkir kopi latte, kami menghabiskan senja di sudut cafe.
***
Waktu begitu cepat berlalu saat kami menikmatinya. Jam telah
menunjukan pukul 11, tetapi hujan di luar tak menampakan tanda-tanda akan
reda.
"Pulang yu, Ran, aku anterin deh."
"Emang ga ngerepotin?"
"Engga, lagian kasiankan cewe secantik kamu pulang malem, mana ujan, sendirian pula."
Dia menatapku lalu tersenyum, "Oke deh, Perumahan Raja tani ya."
"Siap, komandan!" Candaku.
***
Sampailah kami di depan rumahnya, hujan masih tak berubah.
"Masuk dulu yu, Ngga!"
"Engga perlu, Ran, makasih."
"Sudahlah, ayoo," dia menarik tanganku.
***
Rumahnya begitu besar. Setelah masuk, menutup pintu, tiba-tiba ....
Jlebb!!!
Terinspirasi dari sebuah Fiksimini
WANITA PENGHUNI RUMAH INDAH
Aku mengingat dia, setelah belati yang kugunakan membunuhnya, menancap di dadaku
Bandung Barat, 2017