Saturday 26 September 2020

Kumpulan Prosais; Barangkali ini Cinta


Barangkali Cinta


    Cinta; udara yang hadir pada setiap tarikan napasmu. Melayang, mengisi rongga dadamu yang kosong. Sampai dan menetap dari pengembaraannya. Dia telah menemukan tempat untuk hidup layak dan beranak-pinak. Hatimu.

    Sajak-sajak yang telah memanggil, hingga menghampirimu. Terdengar di telinganya seperti dendang seorang peri. Cinta; menafsirkan binar matamu menjadi cahaya yang tak akan pernah padam. Mengartikan degup jantungmu menjadi malam yang tenang dan damai. Kekasih, cinta tak dapat kau bendung lagi adanya, bukan?

    Seolah waktu hanya ingatan-ingatan yang direkam memori. Semenjak dirimu masuk ke sini, Kekasih. Menjadi nyata setiap mimpi. Menjadi buih-buih harapan yang tak terhitung jumlahnya. Menggenapkan kepercayaan yang ganjil. Menemukan rasa yang pernah hilang. Kekasih, tubuhmu adalah tempat paling nyaman kutempati sebelum Surga.

    Malam ini, di langit, tak ada satu pun bintang, semuanya telah masuk ke dalam tas untuk kurangkai menjadi namamu. Biar saja gelap di luar sana, tetapi tidak dengan kisah ini yang akan dan ingin terus aku jaga.

    Perihal kata, mereka tak pernah kutulis. Hanya saja, mereka meloncat -- berhamburan -- dari kepalaku. Berlarian lalu menempel begitu saja di buku-buku yang kusimpan di dalam lemari. Aku hanya bisa menatap mereka lucu, dan menceritakannya kembali padamu.

    Bahkan mereka meminta dengan paksa untuk bertemu denganmu.

    Seperti sendok dan piring, atau pena dan kertas. Semoga kita bisa saling mengisi meski berbeda fungsi. Jadi kekasih, kamu mengerti apa yang harus kita lalui? Sebab perjuangan tentang kita, kupinta selalu terjaga apinya.

    Agar hangat semua malam yang akan kita lalui bersama.

Bandung Barat, 2019


Sumber Gambar : Pexels.com




Aku hanya ingin berhenti mencari namamu


    Ketiadaanlah, yang mengukur seberapa kuat kita membutuhkan. Kebersamaan pula yang jadi neraca perhatian, bukan kata-kata.

    Seseorang yang pergi, bisa saja tak akan kembali setelah menemukan tujuannya yang baru. Rumah, hanyalah sekumpulan kenangan dan masa depan yang terus dikejar.

    Jangan berbicara rindu pada angin! Dia akan berlalu dan menyampaikannya pada semesta, semesta akan bercerita pada langit dengan berbisik-bisik, dan langit akan terisak menurunkan hujan. Menyebabkan tanah mengeluarkan aroma kegalauan.

    Satu pertiga kehidupan adalah kesedihan, dan sisanya engkaulah yang menentukan.

    Yang air mata lakukan hanyalah turun, doalah yang pasti akan sampai menuju langit. Seperti ketika kau berbisik pada tanah saat bersujud.

    Aku hanya berupaya melupakan namamu, yang terselip di semua tempat pada lipatan pikiranku.

Bandung Barat 19/04/2017