Thursday 12 October 2017

Kumpulan Puisi Hujan

BEGITULAH HUJAN ADANYA


Pada tubuh segumpal awan
kutitip sejumput harapan
tentang rindu-rindu yang biru
tentang kisah sendu, aku dan kamu
kaki kecilnya perlahan menapak
seiring wajahmu yang semakin menjejak
begitulah hujan adanya
terselip doa tentang kita; di antara rintiknya


Begitulah hujan
rintiknya membawa rindu, juga kenangan
dada bumi yang resah
kini basah; diciumi air yang tumpah
menceritakan penantian
yang dikatakan rintik hujan
tentang syair-syair hati
pada kesepian; menghanyutkan sunyi

Hujan tak mampu mengikis wajahmu
apa lagi menenggelamkan pilu
hanya anak-anak genangan yang lahir
sebagai muara rindu setelah mengalir
tak bisa lepas dari dada
rongganya disesaki hampa
embun pagi bermukim pada daun
menanti pagi, untuk menyapa mentari dengan santun





Di Bawah Gerimis, Malam Ini




Kaki-kaki kecil gerimis
mencium tanah rengkah di dadaku
menyelusup; membasahi sebongkah hati yang bertelungkup
pasca kepergian gadis bermata langit, senja kemarin

Cerawat terbang di bawah lamunan
pada malam yang pekat 
senjata mulai diangkat
oleh nurani dan logika

"Dasar apa kita menunggu?"
kata logika, meminta mundur dengan lapang

"Karena kita akan menang!"
kata nurani, menyatakan bertahan seperti karang

Namun di seberang jalan
dekat sebuah jembatan
gadis bermata langit itu sedang menaiki sanggurdi
dibantu lelaki gagah dengan hati-hati

Perlahan, gerimis menjadi hujan
bagai anak panah saat perang
di pelupuk mataku


Bandung Barat, 11/09/2017

Curahan hujan


Aku hanya bisa diam
saat hujan mengingatkanku tentang cerita 
debu-debu masa lalu (bagimu)
yang pernah  terangkai dalam asa masa depan
Di depanmu aku terdiam
melihat tangismu aku terdiam 
melihatmu aku tetap diam
saat kau pergi, aku hanya diam

Langit rusuh, air riuh, bahkan dunia gaduh
mempertanyakan aku yang hanya diam dalam mengenangmu
yang hanya diam ketika kau tersakiti
yang hanya diam saat kau bergerak menjauh
Hatiku berontak dalam diam
otakku berfikir tak berhenti 
badanku bergetar menahan diri 
ini memang kesalahanku
ini adalah dosaku
hukuman yang sebenarnya tak setimpal dengan rasa sakitmu
Saat hujan di bumi Pertiwi
kucoba rangkai huruf untuk putihkan hitam di hatimu
kucoba lukiskan harimu agar cerah seperti dulu
aku ingin pelangi payungi wajah nan ayu yang pernah kupetik
Namun, aku hanya terdiam.
tak mampu melakukan apa pun
bahkan kini langit berubah kelabu
batu-batu tak berdebu
cinta yang hilang, hati tak tenang, badan meriang
sedikit dari kesakitan hatimu

Kini hanya tersisa kecewa dalam benakku 
kala burung-burung bernyanyi
aku terhenti mengingat betapa bodohnya aku
apa daya, aku memang tak berguna
kini kau yang terdiam, untuk selamanya
Dear, sosok terang dalam gelapku
kau yang sempurna dalam kehidupan acakku
cinta yang ingin kembali kugenggam

Bandung Barat, 2017

2 comments: