Sunday 2 April 2017

Cerpen; Takdir

Takdir

 

    Kala senja memayungi kota Bandung. Termenung Kakek Sobari dan istrinya, Nenek Rohimah di teras depan. Waktu itu langit merona kemerahan, enggan untuk pergi meninggalkan mereka berdua.

    Hanya tersedia kendi berisi Teh di atas meja, juga beberapa potong singkong rebus bertabur parutan kelapa sebagai cemilan mereka. Namun jika dinikmati dengan orang tercinta, semua akan nikmat, kata mereka.

    "Nek, kita sudah bersama lebih dari puluhan tahun. Terima kasih untuk semua waktu-waktu bersama," ucap kakek Sobari.

    Nenek Rohimah menatap mata sang suami, lalu memamerkan gigi-gigi yang tersisa. "Kakek masih kaya dulu, suka gombal haha," balas si nenek sedikit terbahak.

    "Rumah ini sepi, anak-anak hanya pulang saat hari raya." Ratap si kakek.

    "Mungkin ini sudah takdir kita, disyukuri saja. Seperti do'a kita dulu, hingga rambut kita memutih, kita terus bersama," setelah berkata, nenek Rohimah meneguk teh dari cangkirnya.

    Seminggu berlalu, tubuh nenek Rohimah terserang penyakit batuk. Semua pengobatan telah dilakukan, kesehatannya tak juga membaik.

    Anak-anaknya yang merantau ke kota pun segera pulang untuk menjaga sang ibu yang keadaannya semakin lemah. Rumah pun kembali ramai, namun dilanda kesedihan.

    Takdir manusia selalu dibatasi kematian, dan garis-garis maut tak bisa diubah. Kini, pemilik tubuh renta itu akan dipanggil sang Kuasa. Di sampingnya, kakek Sobari mengajarkannya kalimat tauhid.

    Anak dan cucunya menangis di depan jasad nenek Rohimah. "Setiap bernyawa pasti akan mati, karena itu kepastian," ucap si kakek, meski terlihat terpukul, beliau berusaha tegar.

*****

    Para tetangga dan sodara pun banyak yang melayat, ikut berbela sungkawa atas kepergian nenek Rohimah.

*****

    Langit cerah menyengat kulit para manusia yang sedang diselimuti kesedihan. Do'a pun terlantun untuk ketenangan nenek Rohimah, setelah ditutup oleh Pak Ustad, semua kembali ke rumah masing-masing.

*****

    "Nak, jika suatu saat nanti Ayahmu ini meninggal, tempatkan di samping ibumu ya," wasiat kakek Sobari pada anak dan cucunya.

Bandung Barat, 2017

No comments:

Post a Comment