Thursday 23 November 2017

FlashFiction; Berbagi cerita

Berbagi Cerita


"Di! Apa Pangeran di dalam cerita-cerita itu nyata?"

"Kenapa kamu bertanya soal itu padaku? Aku tak ahli tentang teori-teori fiksi semacam itu."

"Kita bertukar pikiran saja, semacam curhat," Mata kami saling bertubrukan, lalu wanita itu tersenyum.

"Dulu sekali, aku pikir Pangeran, Putri-Putri cantik raja atau para kurcaci itu hanyalah khayalan para penulis, tapi semenjak mengenalmu, aku percaya bidadari dan semua tokoh fiksi itu nyata."

"Apa ini gombal, Di? Kamu gak pernah berubah, masih saja kaya dulu."

"Itu harus," -- kualihkan pandangan menuju jam di dinding kamar -- "bisa kau persingkat cerita tentang Pangeranmu, Putri? Aku sudah teramat mengantuk."

"Dia baru di halaman 32, Di. Sebenarnya aku sudah bosan menunggu hari dimana dia menciumku, lalu kami menikan dan hidup bahagia selamanya."

"Sabarlah, Putri. Doakan saja semoga penantian dan kesabaranmu berbuah manis. Aku sudah mengantuk. Selamat malam, Putri."

"Malam kembali, Di. Mimpi indah."

Kututup buku, lalu beranjak pergi untuk tidur.

.
BERBAGI CERITA
 Dengan sabar aku mendengarkannya dari luar buku.

No comments:

Post a Comment