Kremasi
Cinta adalah abu yang
ditabur ke laut. Terlihat
kecil, masuk matamu
jadi air mata.
Kau dikremasi hari ini, padahal
kau mati esok.
Hidup yang kau jalani, hanya
napas. Kesedihan
menggerogoti tubuhmu.
Orang-orang terdekatmu bersulang
air mata. Aku menyuling
kenangan. Mata air yang
tak kering di musim kemarau.
Laut mendekap tubuhmu
seksama. Kulihat ikan-ikan
menjemputmu suka cita
kau mati esok.
Hidup yang kau jalani, hanya
napas. Kesedihan
menggerogoti tubuhmu.
Orang-orang terdekatmu bersulang
air mata. Aku menyuling
kenangan. Mata air yang
tak kering di musim kemarau.
Laut mendekap tubuhmu
seksama. Kulihat ikan-ikan
menjemputmu suka cita
Bandung Barat, 26/12/2019
Kremasi (2)
Ruh-ruh api menjilati
tubuhmu. Penuh
kebahagiaan. Asap pekat terbang
kebahagiaan. Asap pekat terbang
meninggalkan doa-doa yang
kami panjatkan. Nada
tangisan mengakhiri musim
kehidupan.
Anak gadismu menahan
tangis. Seiring dengan
kedatangan laki-laki yang tak
kau restui. Ia tenggelam
di bahunya.
Kau telah menjadi
abu. Kembali
menuju ketiadaan.
Kau telah menjadi
abu. Kembali
menuju ketiadaan.
Bandung Barat, 09/01/2020
Gadis Penjual Cerita
Gadis itu menangis
di depan pintu rumahmu.
Air matanya. Hujan
rintik, membiaskan
mata jendela.
"Badai, Puan." Ia menawarkan
dagangan. Mulutnya
bercerita penuh pertimbangan.
Tunggu sejenak, biar
air matanya lesap, dalam
sanubarimu. Kamu mengelus dada
"Hari ini senja pamit, ayahmu pasti
pulang sebentar lagi. Kita
rayakan kesunyian."
Lilin dinyalakan. Doa
dipanjatkan. Angin bertiup
kencang. Gadis itu menceracau
Bandung Barat, 26/12/2019
Kata-kata
Meski hurup yatim piatu, ia
melahirkan kita, dari rahim
bahasa
melahirkan kita, dari rahim
bahasa
Bandung Barat 03/01/2020
No comments:
Post a Comment