Wednesday 7 September 2016

Prosais; MENUNGGU

                                        MENUNGGU


     Aku setia menunggumu di sini, terbungkus aroma senja yang kadang membuat lelehan rasa menetes di pipi. Aku tahu, kau sedang berjuang di sana, demi kehidupan kita di masa depan.

       Terkadang, batinku mengemis, memintamu kembali, karena tak ada bahu sekuat bahumu sayang. Aku yang lemah dan hampir rubuh ini, mencoba menguatkan hati, walau harus ku akui. Kerapuhan masih saja tak bisa ku atasi.

       Kita pernah berjanji untuk saling memberi kepercayaan. Sayang, aku takut kepercayaan itu pecah, karena aku menggenggamnya terlalu kuat. Aku tak punya pegangan selain Tuhan dan kepercayaan. Meski do'aku slalu sertai kamu dimana pun berada.

       Semoga kamu mengerti tentang keadaan yang menyiksa, karena aku tak ingin terus meratap seperti ini. Sayang, jika kamu sempat. Hubungi aku secepatnya, agar rasa was-was ini tertutupi suaramu, seperti aspirin yang mengobati kepala yang pening.

       Berjanjilah, kamu akan menjaga dirimu dengan baik di sana. Berjanjilah sayang! Jangan lupakan Tuhan, orang tuamu dan aku yang begitu mencintaimu.

Salam rindu dari seorang wanita yang slalu menyebut namamu di kegelapan.

Bamdumg Barat, 07092016

2 comments: