Monday 13 March 2017

Master Ip dan Negeri Tak Berbentuk

Master Ip dan Negeri Tak Berbentuk


   Raja mengangguk tanda mengerti setelah Ip menjelaskan semuanya.
.
    "Para kesatriaku, antarkan Master Ip menuju penyihir yang ada di perbatasan kerajaan kita!"
.
    Semua bergidik ngeri, hingga akhirnya seorang penasihat memberanikan diri berbicara. "Maaf, Tuanku. Bukankah penyihir itu agak sedikit em ... gila?"
.
   Beberapa kesatria mengangguk tanda setuju, lainnya hanya diam memikirkan bagaimana jadinya jika mereka yang diperintah mendampingi Master Ip.
.
   "Tak ada 'kah satu orang pun kesatriaku yang berani mengantar Master Ip?"
.
   Semua kesatria mundur perlahan, kecuali seorang budak lusuh. Terlihat begitu konyol, dengan tatanan rambut acak-acakan nan bau. Dengan senyum aneh mirip keledai yang memperlihatkan gigi-gigi patah dan tubuhnya yang membungkuk, dia mulai memperkenalkan diri.
.
   "Zorgon, Yang Mulia. Tawanan dari Kerajaan Frogitus, siap melayani." dia menghormat seperti salam seorang Yunani, hingga wajahnya hampir menyentuh lantai. "Ini sebuah kehormatan, namun apa balasan yang pantas bagi hamba untuk misi ini, Yang Mulia?"
.
    "Aku tau apa inginmu, Zorgon. Kau kuperbolehkan tidur di kandang kuda sepuas hatimu. Selain itu, akan kubuatkan ruangan khusus untukmu bereksperimen dengan benda-benda luar angkasamu. Apa itu cukup?"
.
    "Lebih dari cukup, Yang Mulia. Terima kasih atas kemurahan hati anda, Yang Mulia." Tubuhnya yang masih membungkuk pun seperti diseret mundur.
.
    Raja lalu menatap wajah Master Ip. "Apa kau siap menghadapinya, Ip?"
.
   "Jika orang pintar harus dikalahkan oleh orang yang lebih pintar. Maka penyihir gila itu hanya saya yang dapat mengalahkannya, Raja. Tiada pilihan lain ...."
.
   "Terima kasih, Ip. Hanya kau satu-satunya harapanku."-- ditepuknya pundak Master itu-- "Pengawal! Sediakan kereta dan perbekalannya untuk Master Ip, Sang Pemberani dan Zorgon tawanan kita!!"
.
    "Ip, berjanjilah kau akan membawa putriku kembali."
.
    "Saya berjanji."

No comments:

Post a Comment