Ketika dan setelahnya
Aku selalu membencimu, membenci
jarak-jarak bisu, yang tanpa kata. Pertemuan yang sudah ditakdirkan pada
garis sunyi yang dingin, entah kebekuan macam apa yang tega mengkelukan
lidah, hingga mulutku kehilangan kata-kata, membuatku tak mampu bicara.
Pada waktu, juga pada dirimu, gadis berkerudung biru.
Dan
kini, saat wajahmu yang cerah seperti pantat kunang-kunang itu pergi.
Aku merindukan sosokmu, rindu pada setiap tingkah konyolmu, "Dasar gadis
unik!" hanya itu yang kerap terlontar, karena hanya tiga kata itu yang
sempat terucap.
"Mengapa dirimu pergi juga pada akhirnya?" Aku
mengutuk kisah yang harus berakhir ini. Dulu kuanggap dirimu peri, atau
lebih tepatnya bidadari, yang kerap membawa sebotol tawa dan senyum,
yang pernah kupunya namun lupa kusimpan di mana.
Hari ini aku
mengenangmu sebagai kenangan, kugenggam erat-erat. Mencoba menghabiskan
luka yang bertahan pada secangkir kopi, sendirian.
Harum
lembut parfum perlahan memasuki indra penciumanku, dan sesosok bayangan
gadis manis tercipta di depanku,. Tercipta dari ribuan ingatan yang
membentuk kepahitan, juga kegetiran, yang hanya bisa kulawan hanya
dengan merintih.
"Langit biru, kicauan burung gereja juga
wajahku yang imut ini hihi, menghiasi indahnya hari ini. Kak, seandainya
yang pertama kali menghilang di dunia ini adalah aku, apa yang akan
kakak rasakan?"
Harusnya bayanganmu tak berbicara yang
jawabannya sudah jelas seperti itu. Membicarakan hal yang tentu saja
akan semakin menyakiti sepotong daging berwarna merah di dadaku.
Harusnya kau tau!!
Taman kota mendadak sepi di telingfaku, tak
ada suara. Bahkan mungkin, petir menggelegar di siang panas seperti ini
saja hanya akan membelai telingaku dengan lembut.
"Seperti puisi SDD, kita abadi, kan?"
"Hanya saja, waktu terlalu sibuk untuk terus mengenang kita," Aku
menutup muka dengan kedua tanganku. Seandainya, seandainya! Hanya kata
harapan bisa kuandalkan, kuterangkan pada bayanganmu yang tersenyum di
depanku. Dik, anganku hanyalah selembar daun yang tertulis namamu, hanya
namamu.
Langit senja kini hendak digulung, diganti lukisan malam yang gelap. Dan seperti masa lalu,kita harus segera pulang.
"Jangan bosan dengan bayanganku yang akan selalu hadir di mimpimu, Kak, hihi," ucap bayanganmu tengil.
Bahkan, bayanganmu juga yang selalu menemaniku di saat nyata!
Bandung Barat, 2017
No comments:
Post a Comment