Dengan berlinangan air mata, wanita itu menarik batu besar ke rumahnya. Tak peduli pembicaraan warga desa yang sembunyi-sembunyi membicarakan kelakuan wanita senja tersebut. Baginya, mereka hanya tau masalah, tanpa pernah mau membantunya.
Sesekali pembicaraan para ibu-ibu terhenti, saat wanita tua itu berjalan di dekat mereka. Namun saat dia telah jauh dari pandangan. Siulan-siulan bernada miring itu kembali dilantunkan.
"Jadi, isu itu benar." Suara seseorang di ujung gang masuk ke telinganya. Memang menyakitkan baginya mendengar hal itu, tapi apalah daya. Pembelaan tak akan menghentikan mereka.
Tak lama berselang, dia sudah berada di rumah. Dengan lemas dia berkata, "Malin, ibu menyesal sungguh."
"Jadi, isu itu benar." Suara seseorang di ujung gang masuk ke telinganya. Memang menyakitkan baginya mendengar hal itu, tapi apalah daya. Pembelaan tak akan menghentikan mereka.
Tak lama berselang, dia sudah berada di rumah. Dengan lemas dia berkata, "Malin, ibu menyesal sungguh."
*Sumber foto; http://dongengceritarakyat.com/cerita-malin-kundang-singkat-dongeng-legenda/
Pict by google |
No comments:
Post a Comment