Saturday 7 October 2017

FlashFiction; Hujan Darah bulan Agustus .


    "Lihat! Hujan ini merah!" pekik Gajuz di depan istana. Dua orang teman menghampirinya, lalu menatap tetes-tetes yang turun dari langit.

    "Ini darah!" teriak Nanas. Mereka semakin penasaran saja. Bahkan, Budiana sempat mencicipinya.

    "Benar ini darah. Mungkin karena awan terlalu banyak menangis," Budiana mengutarakan pendapatnya. Setelah itu mereka mengucapkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi.

    Di luar gerbang, aku memperhatikan mereka yang takjub dengan hujan bulan agustus kali ini.

    "Dahulu, tanah ini dibayar dengan banyak darah pahlawan. Hari ini dan esok. Kita akan basahi lagi dengan darah para koruptor!" gumamku sambil mempersiapkan semua alat untuk menculik tiga orang dalam istana. Nanti malam.
 

Bandung barat, 2017

No comments:

Post a Comment