Misalnya, seperti ini ...
Kujelma rumput, sedang kau bunga mawar. Kita telah bertemu ribuan kali, pertama di taman, lainnya di mimpiku..Kau disambut, aku dicabut. Meski kerap merintih, aku tetap memuja setiap keindahanmu, dan setiap persendianku mengamininya. Yah, ini aku. Jiwa yang selalu mengayun diterpa angin. Sesekali terbuai mimpi, namun dibagian lain harus sadar diri..Kau mawar yang merona, para pujangga memujamu, sedangkan aku hanya rumput liar yang kerap diinjak dan dianggap gulma.
.
Aku Yang Merindukan Senja Kala Itu
Gema tawanya masih terdengar jelas hingga hari ini. Ditemani terang lampu kamar, aku mengeluarkan lagi kalian dari dalam memori. Ada kebersamaan dalam pelukan sederhana, hingga tali yang tak terlihat mengikat kita. Menyatukan kita dalam sebuah nuansa, persahabatan.
Kalian yang sering kali berlompatan kala sepi bertandang, menghidupkan kembali, kenangan-kenangan yang pernah kita lewati. Senja yang memayungi kita waktu itu, seolah-olah mengutarakan, kita akan abadi dalam pikiran.
Ilalang menari dalam suara kita yang fals, dan api unggun terus menyemangati kita, memberikan pijar pada masa muda yang masih menggebu, mengobarkan kesenangan, juga senda gurau. Adalah kita, anak-anak langit yang kini berusaha mengapai mimpi-mimpi.
Sahabat, di balik emas-emas berkilauan di masa depan -- yang kita mulai dari ini -- tengah menunggu kita. Ingatkan aku, bahwa ada senja seindah kala itu yang memayungi kisah kita.
Aku ingin menjadi senja
Aku pernah berpikir untuk senja bersamamu, menjadi tua dalam pelukmu. Menikmati perjalanan waktu yang terus melaju tanpa ingin pernah berhenti, bahkan hanya sedetik. Membesarkan bintang-bintang yang lahir dari rahimmu, yang Tuhan titipkan pada kita.
Aku pernah berpikir untuk senja dalam bahtera bersamamu. Mengarungi luasnya samudra, menghadiahi ombak, badai dan topan sebuah senyuman, sambil terus saling bergenggaman tangan.
Seumpama aku selembar daun, biarkan aku gugur dalam dekapmu. Embun pagi kita sapa dengan hangatnya kesetiaan, hingga malam dingin nan sepi hanyalah mitos pada putaran bola dunia.
Aku ingin menjadi langit yang menaungi lengkung senyummu. Menghalau awan-awan hitam yang terbuat dari luka-kesakitan-duka, yang sering kali memaksa hujan turun dari pelupuk matamu.
Aku sering kali ingin menjadi luasanya semesta yang terbentang, yang bisa terus memelukmu dengan setia.
22:11, 10 Juli 2017 Bandung Barat.
Bagus sekali ardian,
ReplyDeleteJangan lupa mampir ke blog saya :)
Lailyadhaintanp.blogspot.com
Siap, thanks uplosenya Mba :)
Delete