Friday 6 October 2017

Tentang Kehilangan

Jika kehilangan adalah suatu kepastian. Maka biarkan aku mengabadikanmu dengan tulisan.

Aku, darah yang diam dalam seribu sajak keegoisan. Malam adalah kertas yang ditulisi keinginan, tentangmu, dan tentangmu. Hingga titik menutup cerita yang pernah kubuat dalam ingatan-ingatan luka.

Selarik puisi pernah kugenggam, lalu hilang bersama waktu yang terlipat di antara jarak. Memisahkan angan dan ingin yang pernah sedekat mata. Kita, sekumpulan cerita yang pernah kuperjuangkan. Dengan kata yang dibahasakan, juga kesabaran dan doa yang kubicarakan dengan Tuhan kala temaram.

Memang, dari pertama semua salahku yang belum bisa terbuka dengan semua hal. Hanya saja, aku takut ikatan kita yang hanya terpaut pada 'Santai tapi serius' itu terputus. Karena kupikir, belum sepantasnya aku menambah bebanmu.

Tahun 2013 kau pernah menulis, 'Penghormatan itu tak merata, namun berpola. Semoga saja pundakku ini masih kuat menahannya.' Maksud hati ingin memahami, tapi biarlah, mungkin ini takdir yang harus kutapaki.

Kehilangan memang sudah pasti terjadi, namun, kehilangan hal yang lebih berharga dari permata itu ... sakit luar biasa.

Palu sudah diketuk, vonis telah dijatuhkan. Penghakiman ini memang pantas untuk semua salahku. Terima kasih untuk semua yang lalu dan yang akan datang. Semoga dirimu bisa lebih bahagia dari ini, Puisi.

Bandung Barat, 2017


*Note; Sumber gambar tertera

No comments:

Post a Comment