Monday 13 August 2018

Puisi; Angin, atas dasar perumpamaan

Setiap kekecewaan

Sekiranya masih ada
perasaan yang hidup di hatimu
meliputi setiap perencanaan
atau hayalan, atau keputus-asaan

Yang bisa menjelma apa saja
mungkin aku, atau kau sendiri
atau apa saja yang bisa dilihat
atau apa saja yang bisa dirasakan
atau apa saja yang bisa kau ucapkan

Cintalah ia sekiranya
yang jadi matamu
yang jadi bibirmu
yang jadi setiap sel dalam tubuhmu

Atau keinginan terlepas dari jaring
yang dibuat ikan untuk nelayan
atau pemangsa yang jadi mangsa

kau ambil bintang dari laut
atas penggambaran keinginan
atau sebuah kekecewaan

Bandung Barat, 13/08/2018

Angin, atas dasar perumpamaan

Ada yang tak habis-habisnya diceritakan angin pada bumi
tentang kabar kerinduan embun pada pagi
tentang keheningan malam saat cahaya bintang dinyalakan
tentang ilalang yang menari riang
atau seorang laki-laki yang tak berhenti
bergumam. Sebuah nama dengan gelisah
nama seorang wanita yang tak pernah kembali

Angin tak henti-hentinya berlari
meski banyak kenangan yang menumpang pada ketiadaannya
kita menyebutnya kenangan
perlahan hilang, sebelum kau genggam

Yang dihabiskan waktu adalah harapan
sedangkan seorang wanita, dengan sabar duduk sendirian
di altar penantian
tangannya terlihat sibuk melayani pembeli
yang terkadang hanya melihat, atau menyebalkan
dia bergelut dengan pikirannya sendiri

Kita terbebas
sebagai angin
kita terlepas
seperti busur panah

Angin menceritakan
aku, atau kau
hingga ketidak pastian

Bandung Barat, 08/2018

Note; Gambar pribadi

No comments:

Post a Comment