Kepada Seseorang, yang Saya Cintai
Saya ingin menulis kembali
banyak hal yang ingin tergapai, dan beberapa hal lain yang tak mungkin
tercapai. Barangkali, hidup memang selucu ini, ketika keretakan berada di
tengah jalanan dan roda kehidupan yang sedang kita jalankan sedang bergulir
menuju naik. Namun, tertahan di sana.
Saya tertahan pada hal-hal
sepele semacam kata-kata yang diluncurkannya, kan asu!
Hal-hal yang terkadang membuat
saya ingin tertawa, meski tanpa rasa bahagia. Saya mengerti, satire paling baik
adalah yang paling menusuk, dan saya bisa berdarah-darah karenanya.
Terima kasih telah menemani di
berbagai situasi, dan beberapa keadaan terburuk, dalam banyak cerita sedih dan
bahagia. Terima kasih untuk banyak hal yang pernah kita perjuangkan bersama,
meski hari ini, berakhir sisa-sisa. Percayalah, kau akan selalu saya kenang
sebagai orang baik.
Ketika memutuskan untuk
menulis ini, saya beberapa kali berdiri dengan bingung, lalu duduk dan
merenung. Saya bertanya lagi pada diri sendiri perihal.
'Apa saya siap untuk mencapai salah satu resolusimu perihal kaya? Tentang harta dan segala hal yang dihitung sesuai nominal dan angka-angka. Bukan tentang perjuangan dan usaha melainkan, hasil yang jumawa dan tertera.'
Saya juga kadang bertanya, apa
kamu siap menerima segala kesederhanaan yang saya miliki? Atau di waktu itu,
kamu akan pergi? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sering datang sebagai tamu
yang menyebalkan. Seandainya bisa, saya akan mengusirnya, agar keraguan-raguan
untuk meminangmu itu sirna.
Mungkin, saya terlalu bodoh
untuk mengerti, dan terlalu naif bahwa bahagia masih bisa direngkuh tanpa
harta. Maaf untuk itu, dan segala omong kosong yang pernah kita bicarakan.
Sejujurnya, saya hanya bisa mencintaimu dengan sederhana. Namun, jika suatu
mimpi ingin saya gapai, saya akan mengejarnya sekuat tenaga.
Terima kasih telah menampar
saya, dan mengingatkan saya kembali bahwa cinta yang saya miliki, mungkin tak
lebih berharga dari mata uang terkecil, juga tak bisa mengenyangkan. Saya akan
mengingat itu, dan terus menempelanya di jidat saya.
Untuk segala hal yang terpikir dan tak pernah terpikir. Untuk segala hal yang pernah kamu korbankan kepada saya. Terima kasih, terima kasih, terima kasih.
Saya terima, Kekasih.
04/02/2020
No comments:
Post a Comment