Monday 24 February 2020

Ruang Pembaca; Kepada Seseorang, yang Saya Cintai

 Kepada Seseorang, yang Saya Cintai


Saya ingin menulis kembali banyak hal yang ingin tergapai, dan beberapa hal lain yang tak mungkin tercapai. Barangkali, hidup memang selucu ini, ketika keretakan berada di tengah jalanan dan roda kehidupan yang sedang kita jalankan sedang bergulir menuju naik. Namun, tertahan di sana.

Saya tertahan pada hal-hal sepele semacam kata-kata yang diluncurkannya, kan asu!

Hal-hal yang terkadang membuat saya ingin tertawa, meski tanpa rasa bahagia. Saya mengerti, satire paling baik adalah yang paling menusuk, dan saya bisa berdarah-darah karenanya.

Terima kasih telah menemani di berbagai situasi, dan beberapa keadaan terburuk, dalam banyak cerita sedih dan bahagia. Terima kasih untuk banyak hal yang pernah kita perjuangkan bersama, meski hari ini, berakhir sisa-sisa. Percayalah, kau akan selalu saya kenang sebagai orang baik.

Ketika memutuskan untuk menulis ini, saya beberapa kali berdiri dengan bingung, lalu duduk dan merenung. Saya bertanya lagi pada diri sendiri perihal.

 'Apa saya siap untuk mencapai salah satu resolusimu perihal kaya? Tentang harta dan segala hal yang dihitung sesuai nominal dan angka-angka. Bukan tentang perjuangan dan usaha melainkan, hasil yang jumawa dan tertera.'

Saya juga kadang bertanya, apa kamu siap menerima segala kesederhanaan yang saya miliki? Atau di waktu itu, kamu akan pergi? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sering datang sebagai tamu yang menyebalkan. Seandainya bisa, saya akan mengusirnya, agar keraguan-raguan untuk meminangmu itu sirna.

Mungkin, saya terlalu bodoh untuk mengerti, dan terlalu naif bahwa bahagia masih bisa direngkuh tanpa harta. Maaf untuk itu, dan segala omong kosong yang pernah kita bicarakan. Sejujurnya, saya hanya bisa mencintaimu dengan sederhana. Namun, jika suatu mimpi ingin saya gapai, saya akan mengejarnya sekuat tenaga.

Terima kasih telah menampar saya, dan mengingatkan saya kembali bahwa cinta yang saya miliki, mungkin tak lebih berharga dari mata uang terkecil, juga tak bisa mengenyangkan. Saya akan mengingat itu, dan terus menempelanya di jidat saya.

Untuk segala hal yang terpikir dan tak pernah terpikir. Untuk segala hal yang pernah kamu korbankan kepada saya. Terima kasih, terima kasih, terima kasih.

Saya terima, Kekasih.

04/02/2020

No comments:

Post a Comment