Friday 14 February 2020

Review; Mrs. Lowry and Son (2019)


Sailing Boats LS Lowry


Sailing Boats (1930)

; Hadiah dari masa lalu

kita menari di tepi
pantai, bersama-sama
di pasir, Lytham ST. Annes
semuanya ... semuanya diabadikan

kau dulu begitu menawan
dan ibu begitu diberkati
hidup awalnya menawarkan
begitu banyak janji

(kemurnian ibu dan anak)

suatu hari, mereka akan merobohkan
rumah ini dan tak ada
yang akan tahu kita pernah tinggal
di sini

seluruh keberadaan kita lenyap
begitu saja. Kau melihat itu, Ibu?
di sana, semuanya diabadikan dalam lukisan
selamanya


    Mrs. Lowry and Son adalah film drama biografi yang menceritakan seorang seniman Inggris bernama L.S. Lorry. Tentang kehidupan seorang anak yang ingin berbakti dan seorang ibu yang begitu keukeuh dengan pemikiran-pemikiran masa lalu yang masih membelenggunya.

    Perbedaan-perbedaan pandangan hidup di antara keduanya menjadi titik konflik yang membuka lebar-lebar telinga dan mata untuk mencoba berpikiran lebih jernih dan memahami. Film ini terkesan tertutup dan lambat, tetapi bagi beberapa orang yang merasakan konflik batin dalam film akan merasa bahwa gaya penceritaan yang tidak berlebihan itulah yang jadi point lebih dalam film ini.

    Sebelum ocehan Admin makin ke mana-mana, Admin kasih data tentang film ini dulu deh.


Tahun              :  2019
Negara            :  United Kingdom
Tanggal Rilis  :  June 30, 2019
Sutradara        :  Adrian Noble
Bahasa            :  English
Genre              :  Biography, Drama, History
Durasi             :  91 min / 1:31

   Kita sebagai penonton diajak menuju pemikiran-pemikiran tokoh dengan ikut merasakan, melihat, dan mendengarkan. Lattar yang dibuat juga seperti lukisan-lukisan bergaya lawas. Penonton diajak menyelami kehidupan tokoh dan beberapa keanehan yang dimilikinya.

  Percakapan antara dua tokoh utama juga dibangun dengan baik. Selain sangat simple dan natural, kita juga bisa menemukan penafsiran-penafsiran yang lain di antara percakapan mereka. Salah satu contohnya adalah ini ...

 
"Masih hujan."
"Masih hujan?"
"Rintik-rintik"
"Rintik-rintik"
"Rintik-rintik"
"Air mata Tuhan"
"Air mata Tuhan"
"Aku menginginkanmu bahagis, Bu. Suatu hari nanti"
"Benarkah?"
"Ya."
"Mari jangan sentimentil, Laurie."

   Untuk beberapa orang, mungkin dialog ini terkesan aneh dan nyeleneh,  tetapi bagi Admin sendiri, ada beberapa penafsiran yang keluar begitu saja. Ada narasi tak langsung yang tumbuh di kepala Admin, yang menjadikan film ini berbeda.

  Monolog Sang tokoh juga, memberikan penggambaran yang jelas, tentang cara hidup dan pemikiran yang mendasarinya. Admin pribadi menonton beberapa kali dan merasakan, ada kedalaman cerita yang perlu digali untuk memahami konsep cerita yang sekilas, mungkin terlihat biasa saja, kaku, dan berjalan sangat lambat.

   Ini salah satu monolog ceritanya

 
Aku melukis apa yang aku lihat
aku melukis bagaimana perasaaanku
aku orang yang melukis
tidak lebih, tidak kurang

Aku orang yang melukis
tidak lebih, tidak kurang
aku melukis untuk mengisi waktu
aku melukis untuk semacam aktivitas
aku tidak cocok untuk yang lainnya

setiap malam, aku duduk
di sini. Di loteng
tidak ada yang mengganggu rumah
aroma terpentin
desis suara minyak terbakar

di luar, satu bintang menyendiri
mengawasiku
ini adalah duniaku
aku aman di sini
sendirian

aku melukis dan melukis
mencoret di sini dengan jariku
mengibas dengan kuas di sana

aku melihat cahaya dan atmosfer
di tempat-tempat yang suram
lengkungan rel kereta, jembatan batu

aku melihat keindahan dalam segalanya
seseorang hanya perlu membuka
matanya dan melihat
mengamati semuanya

Hidup, itu kujadikan apa?

aku seorang seniman
bagaimana kau menyebut dirimu sendiri, Laurie?


Hitam gading, merah terang, biru tua, kuning tua
keramaian bisa jadi tempat paling sepi
mereka menghantuiku ...
jiwa-jiwa kesepian

(hantu-hantu)

selama bertahun-tahun, aku datang ke sini
selama bertahun-tahun, melintasi padang rumput ini
sendirian. Aku tak butuh orang lain

kau bisa melihat segalanya dari sini
aku mengamatinya seperti burung
mengagumi segalanya
pemandangan, perkotaan, kepulan asap
uap dan api

kekuatan industri
seperti tungku perapian ...
membara

Ada misteri di semua hal ...
sebuah syair, orang berpikir
bisa melakukan apapun semaunya
mereka tidak bisa
tak ada yang bebas
kita semua terperangkap
di sebuah gambar
dan semua orang adalah orang asing
bagi yang lainnya

hujan rintik-rintik
hujan rintik-rintik



       Admin akan menutup review film ini dengan  tiga kalimat yang paling berkesan.
  1. Setiap gambar yang kulukis, selalu dimulai dengan cara yang sama. Itu dimulai dengan warna yang sama. Di bawah setiap gambar adalah warna putih.
  2. Tak ada yang salah dengan tidak mengejar duniawi, bukan? Waktu demi waktu. Aku dihibur oleh hidup, dan terkadang dibuatnya sedih.
  3. Aku adalah aku. Tidak lebih, tidak kurang.




No comments:

Post a Comment