Wednesday 7 September 2016

Prosais; Anugerah Semesta.

Anugerah Semesta


          Menatap ribuan bintang yang hadir di angkasa, membentuk sudut-sudut yang menggambarkan keelokan jagat raya. Cinta . . . keluarlah malam ini, dan tunjuk satu bintang paling terang di antara semuanya. Ambillah cahayanya, untuk menuntun hati dan jiwaku, padamu.

          Pohon-pohon pinus menari, ditemani alunan angin yang membawa dinginnya rindu. Kita pun berlindung dibalik api unggun yang pantang menyerah tuk hangatkan rasa dalam raga. Kini terdengar hewan-hewan malam merengek, cemburui kita yang duduk berdampingan. Lembut jarimu terasa di kulit pipi, membuat degup jantung memburu, sentuhan itu menyampaikan hati yang senang meski dirasuki sedikit kekhawatiran.

              Tangan kita saling menggenggam, kepalamu bersandar di bahu yang tak sekuat baja, tak senyaman tempat peristirahatan terindah; Syurga. Namun aku berusaha menjadi karang meski terkadang kalah oleh belalang; Rapuh.

             Dirimu tau, saat ini ada dua kenikmatan Tuhan yang begitu terasa dan tak mungkin kudustakan. Ketika melihat langit, kutemukan keindahan, kenyamanan, dan ketenangan. Saat menatap matamu, kudapatkan rasa sayang, balasan cinta serta kesempurnaan. Ini anugrah yang tak akan pernah kugadaikan meski 348 tawaran menggoda, meminta tuk merubah pendirianku.

Bandung, 07/09/2016

No comments:

Post a Comment