Wednesday 12 October 2016

Secangkir Baru


Secangkir Baru

#Ar_rha
~

         Kita seperti kopi dan susu. Hidup di cangkir yang terpisah, kau hidup di antara orang-orang elegan dan berkelas. Sedangkan aku? Yang hitam dan pahit ini hanya menemani para pekerja keras yang hidup di bawah garis kemakmuran, di kawasan kumuh perkotaan, di keremangan, hidup di antara meja-meja yang ditempati kaum yang senang meneriakan kegundahan. Terkadang ditemani alunan musik koplo yang melantukan syair tak senonoh dengan biduan bohai, dan aduhai tapi sayang tak piawai memakai pakaian. Yah ... mungkin kehidupan yang kejam telah merajam hingga ke dalam. Saat kecil mereka diajarkan cara memakai logika tapi sekarang tak punya etika.
 
~
 
       Apa yang telah terjadi sebenarnya? Kau yang putih dan nikmat, turun menemaniku di sebuah cangkir yang hangat. Hadir di lingkungan para remaja yang dimabuk rasa saling suka. Pertemuan kita melahirkan capucino dan moca. Terasa sungguh aneh kita bertemu di sini, di iringi lagu melankolis tentang cinta.
 
Dan di pojok cafe sana, Arfa dan Dini menikmati kita, dalam temaramnya kota, menunggu waktu hingga kita habis ditelan usia.

B.B. 2016

No comments:

Post a Comment