Monday 30 January 2017

Aku Bukan Aku

Aku Bukan Aku


      Ketika malam datang menyapa, hanya wajahmu yang bersinar, terangi kegelisahan, hening; bersama tatap nanar lampu kamar, kesakitan mendekapku. Memaksa nurani mengingat cinta yang usai; usang dilahap derita.

      Kesedihan menetap, hati yang malang meratap, asa yang tiarap. Kala kau lukis, cerita tragis, antara kisah kita yang manis, tentang kerinduan yang terhunus dalam panji-panji imaji, tajamnya memotong kawanan rasa.
Hanya ketiadaan yang menemani, bersama dengkuran bintang dan obrolan bulan. Dik, tiada bosan 'kah wajahmu mengitariku?

      Ada pula waktu dimana lampu dimatikan, bayanganku berlarian entah kemana. Apa hanya perasaan? Tapi semuanya memang tak terlihat;gelap.

      Di antara semua kepurapuraan, aku termenung. Menunggu jawaban Tuhan atas do'a yang kukirim. Apa itu terbaik untukku? (dan dia)

     Ada saatnya aku malas menjadi diri sendiri, dan mengambil topeng opera yang disimpan di lemari kaca, lalu berpura-pura bahagia. Dan tertawa di balik hal yang sebenarnya.

@Ardian_handoko

No comments:

Post a Comment