Thursday 27 April 2017

Prosais; Penantian


 Penantian


   Kita kembali menelan harap yang kian berkarat, sedangkan rindu-rindu ini telah melebihi batas dada. Kita berdua tenggelam dalam nasib yang belum berpihak. Dik, rasa ini terus bertambah setiap detiknya. Aku tak yakin bisa melupakanmu, meski kau terus menyuruhku menjauhimu.

    Hampir setahun kita menjalani masa jauh, bernestapa dengan keluh. Aku ingin sekali pergi ke kotamu, menggugurkan apa yang tumbuh. Bukan cinta tapi menguatkan akar hati yang mulai rapuh. . Kita belajar saling memahami. Matamu menjelma mataku, telingamu mendengar apa yang kudengar. Aku adalah kamu, dan sebaliknya. Dua jiwa jadi satu, hanya karena sebuah alasan hati;cinta.

   Dik, terima kasih kau telah sabar menantiku. Tiada harap yang berlebih, selain kita menjelma satu dalam sebuah ikatan suci bernama pernikahan. Lalu berusaha saling menguatkan, hingga kau jadi abu dan kau di sebelahku.

Bandung Barat,  19 Maret, 2017
#Ar_rha
(@ArdianHandoko / @TintaMini)

No comments:

Post a Comment