Thursday 6 April 2017

Prosais; Untuk gadis penenun mimpi


Untuk gadis penenun mimpi

    Kenapa mukamu kau tekuk, Dik? Kemarilah, bersandar di bahuku, ceritakan semua rintang yang meruntuhkan senyummu. Habiskan keluh kesahmu malam ini, semoga bulan serap semua kesakitan itu. Hingga senyum, menghiasi wajahmu esok hari.

    Apa kau masih merasa sedih? Apa karena mimpi yang patah? Bersabar, mungkin ini cara Tuhan agar lebih menyuburkan lagi keiklasanmu. Merimbunkan asa tuk masa depan yang lebih teduh.

    Hujan di pipimu, akan berganti pelangi di bibirmu. Semoga yang hilang segera berganti. Seperti musim, mereka saling melengkapi. Hujan-panas, gerah-dingin, atau apa pun. Itu semua hanya soal waktu. Mereka slalu saling berbagi, saling mengisi.

    Mungkin saat ini keluh kesahmu tak berguna. Tapi, coba tulis dan renungkan sejenak. Semua itu akan bermakna, kau akan tertawa saat sudah melewati semuanya. Kuibaratkan, ini seperti membangun rumah. ketika kita hendak membangun, bukankah yang lama dihancurkan? Atau seperti kita menanam sesuatu, tanah yang hendak kita semai, kita gemburkan dengan mencangkulnya bukan?

    Dik, apa yang sedang kau lewati itu bermakna. Bukankah kau yang bilang pengalaman itu adalah guru yang berharga? Seperti halnya masalahmu kini, begitu menyiksa namun bukan kah itu mengajarkan apa itu dewasa?

   Bernyanyilah, "*Yang patah tumbuh, yang hilang berganti, yang hancur lebur akan terobati, yang sia-sia akan jadi makna."




#Ar_rha
Bandung Barat 2017

No comments:

Post a Comment