Tuesday 5 September 2017

Prosais; Jendela-Jendela hati

Jendela-Jendela Hati

 

Tiap tetes yang lolos  dari jendela mataku, adalah Pembasuh luka Hati.
Bukan karena aku lemah, tapi begitulah caraku berdamai dengan kesedihan, luka bahkan kehilangan.


(Fadia Patmala)


    "Masa lalu kita bisa dibilang suram, tetapi Tuhan tak akan terus memberikan malam, mari berdoa agar esok hari terang benderang," ucapan Kakak terus berdenging di telingaku. Membakar lagi semangat yang hampir padam. Gelora itu yang terus menghangatkan dada, dari dinginnya dunia yang kejam.

    Aku yang selalu tersenyum di depan kalian, namun kerap menangis dalam kesunyian. Yah, biar hanya Tuhanlah yang tau tentang semua kesedihan ini. Kesedihan yang kusimpan dalam-dalam di antara senyum, meski tetap saja, seringkali ada bulir-bulir yang lolos di mataku.

    Seperti kemarin, kita masih bisa tertawa dengan bebasnya, meninggalkan kenangan, meninggalkan jejak-jejak dalam memori, meninggalkan aku sendiri dalam kerinduan atas nama-nama sahabat. Biarlah, aku tak ingin mengutarakan luka, biarlah kalian menatapku bahagia.

    "Fadia kapan kita kumpul lagi kaya dulu?"

    "Jika diperbolehkan, aku ingin menghabiskan masa remaja dengan kalian, hingga dewasa, Nem, Lan, Re. Tapi, mungkin ini sudah takdirnya haha."

    Dear deary, malam ini aku ingin istirahat. Semoga tetes air mata yang tercurah, dapat mengobati luka akibat semua kehilangan.


Bandung Barat, 2017

No comments:

Post a Comment