Wednesday 17 October 2018

Cerpen; Lelaki yang Menghitung Luka-lukanya di Balik Meja



Lelaki yang menghitung luka-lukanya di balik meja



Di bawah meja, lelaki itu kerap menghitung luka-lukanya. Tak pernah ada seorang pun yang tahu. Tak ada seorang pun yang peduli. Lelaki itu terlalu pendiam untuk bercerita pada seseorang, atau dia tak ingin membagi kesedihannya pada siapa pun.

“Bisakah kita mengulangnya dari awal, Kak? Kamu bukan lelaki pendendam, kan?”

“Pernah gak, kamu ingin melupakan seseorang tapi gagal. Ingin membumi hanguskan kenangan, tapi pikiranmu gagal melakukannya. Ingin pergi, tapi malah tinggal. Jawabannya kurang lebih sama seperti itu.”

“Masa bodo! Aku gak peduli.” Gadis bermata coklat itu malah pergi sambil menggerutu. Sial bagi si lelaki. Gadisnya memang type yang tak pernah ingin peduli.

Lelaki malang itu kembali menghitung luka. Lukanya yang lain, luka yang didapatkannya dari masa lalu. Masa di mana waktu adalah lautan yang setiap saat bisa dijelajahi.

“Jadi ini artinya selamat tidur, mimpi indah? Selamat untuk kalian berdua. Sya, anggap ini terakhir kita berbincang. Semoga bersamanya kamu bisa bahagia. Selamat tinggal!”

“Tunggu, Raf! Aku mohon!” Sya berlari mengejar lelaki malang kita, dan  berhasil menghentikan langkahnya.

“Aku sama dia cuman ...,”

“Temen, yang jalan berduaan malam-malam. Fine Sya. Fine!” dipotongnya kalimat yang belum selesai. Sya, gadis yang dikenal lelaki malang kita saat SMA itu menangis bersimpuh di kaki Raf. 

“Aku tahu aku salah, tapi please ada penjelasan yang perlu kamu denger.”

            “Udahlah, kalian emang serasi. Yang satu cantik, yang satu gagah plus ganteng pula. Jangan pikirin perasaan, Raf. Sebelumnya juga emang gitu, kan? Bro, sini Lu! Jagain Sya baik-baik. Cewe ini milik Lu sekarang.”

“Gue bisa jelasin semuanya, Men. Ini cuman salah paham.”

            “Basi!”

Kali ini tak ada yang bisa menghentikan Raf. Lelaki malang itu kini kembali tersadar, bahwa dia sedang berada di bawah meja. Mengingat lagi lukanya. Mengingat lagi setiap kepahitan yang pernah dia jalani karena cinta.

Lelaki yang malang, yang menghitung luka-lukanya di bawah meja. Berharap tak ada seorang pun yang mendengarnya. Berharap orang lain tak pernah mengetahuinya. Namun, di lain waktu. Dia akan kembali berjongkok di bawah meja, sambil menghitung luka-lukanya.

rittiner&gomez auf Instagram: „#skizze #sketch #doodle #sketchbook #drawing #blackandwhite #sketchzone #sketchaday #urbansketchers #USK #uskswitzerland #niesen #lakethun…“
Google+


Bandung Barat, 12/10/2018
Sumber gambar; google+

No comments:

Post a Comment