Jalaludin Rumi adalah seorang filsuf Persia yang sangat dikenal. Baik di dunia barat, atau pun timur. Banyak dari puisinya yang memiliki makna cinta secara universal, (baik cinta kepada Tuhan, sesama manusia, atau bahkan pada alam dan semesta) dan hingga kini, puisi-puisinya masih dipelajari oleh orang-orang yang mempunya lattar agama yang berbeda-beda.
Author pribadi sangat tertarik dengan banyak puisi Beliau. Salah satunya akan kita bahas di sini bersama. Ini hanya ungkapan Author yang menerima makna seperti ini setelah membacanya.
Upaya
Ikat dua burung bersama
mereka tak akan terbang
kendati mereka tahu memiliki empat sayap
Sebelum kepembahasan, Autor mau sharing tentang pengertian puisi yang bagus versi salah satu penyair yang Author demen banget. Katanya, puisi yang bagus adalah puisi yang sampai kepada pembacanya, dan memiliki gaung yang kuat di kepala pembacanya. Kadang tak perlu memakai diksi yang mewah untuk sampai ditahap ini, tetapi harus punya citra yang kuat, diksi yang pas dan penghayatan yang tak sedikit. Meskipun, setiap orang punya gaya dan selera yang berbeda-beda.
Judul selalu menjadi pembuka yang akan menjadi jalan bagi karya-karya tulisan khususnya puisi. "Upaya" judul yang diberikan beliau pada puisinya. Sebagai jembatan yang akan disarangkan ke kepala kita, "Upaya" apa yang dimaksud Beliau?
Ikat dua ekor burung bersama
Rumi menarik unsur menyatukan, atau penyatuan dari satu jenis hewan yang sama. Kenapa hal itu perlu dilakukan? kalimat ke dua menjelaskannya
Mereka tidak akan bisa terbang
Kita disuguhi konflik lahir, "Tidak akan bisa terbang" Diksi yang dipilih Beliau adalah terbang, menyambung padanan kata dari kalimat pertama "Burung". Salah satu kesalahan penulis pemula (termasuk Author pribadi) adalah sering kali menempatkan kata yang tidak ada hubungannya dengan kalimat sebelumnya, dan mencampurkannya sesuka hati tanpa memilkirkan padanan kata lain, karena mengejar majas yang malah mematahkan kalimat sebelum dan sesudah kalimat itu ditulis. Hingga yang terjadi, puisi itu memiliki jarak dan memakai dua gaya bahasa yang tak ada kaitannya sama sekali. Ada lompatan yang membuat zona kosong, hingga pembaca hanya dapat meneriam separuh puisi yang kita tulis, atau bahkan yang lebih parah, para pembaca menjadi ambigu karenanya.
kendati mereka tahu memiliki empat sayap
Jalinan antar kalimat yang Jalaludin Rumi tulis, membuat kita menyadari banyak hal. Meskipun merpati itu memiliki tujuan yang sama; dalam hal ini terbang. Bahkan memiliki fasilitas yang lebih dari cukup untuk menggapainya; Memiliki empat sayap. Tetap saja hasilnya nihil, jika kedua merpati itu tak bisa saling menyesuaikan diri antara satu dan yang lainnya.
Jalaludin rumi berhasil membuka pikiran Author, bahwa jika tak seirama, disatukan pun percuma. Padahal, jika dilihat secara kasat mata, kedua merpati harusnya bisa terbang lebih cepat dengan empat sayap. Namun, ketika kesamaan tujuan tidak dimanfaatkan sebagai pemacu, rasanya mustahil bisa terwujud.
Bandung Barat, 12-11-2018
No comments:
Post a Comment