Hidup ini
Hidup bukanlah garis yang akan selamanya lurus. Ia kadang menukik, menanjak, dan berkelak-kelok. Tak benar-benar seperti roda yang kadang di atas dan bawah. Hidup berisi banyak sekali variable. Selisih warna sedikit saja, bisa berarti sangat banyak. Seperti senyummu saat kecewa, atau senyummu saat menyeduh senja.
Aku pernah menyiapkan banyak
jawaban, saat kau berkata kita sedang tak baik-baik saja. Ada hal yang
mengganjal dan menjadi menyebalkan. Kau bisa saja beralibi, menjadi
sosok yang bisa menerima apapun yang kukatakan, atau tak menerima, tapi
enggan membantah setiap tuduhan yang dilemparkan. Atau variasi lain
yang bisa kau jabarkan pada devinisimu tentang kita. Hanya saja, ada
satu hal yang ingin kutanyakan. Ego siapa yang sedang kau beri makan?
Kau selalu berkata tak peduli, tapi hal yang terjadi adalah kau
benar-benar memikirkan semua hal yang pernah kita lewati. Kau bisa
bersembunyi pada setiap kata yang menyudutkan. Hanya saja, bagiku, kau
tak terlihat benar-benar baik-baik saja. kau terlihat hanya mencari
pembenaran, tanpa pernah berpikir dengan tenang, tentang bagaimana jika
kita memang ditakdirkan bersama?
Katamu, garis waktu hanya ruang kosong yang siapapun dapat dipertemukan di dalamnya, tapi bukan untuk selamanya. Ia hanya satu, dari jutaan kemungkinan yang bisa terjadi. Dimana pun, kapan pun. Namun, kau benar-benar lupa bahwa hati tak bisa mencari pembenaran sendiri sebagaimana logika. Katamu, ia terlalu ceroboh dan sulit berpikir dengan logis. Hati memang ditugaskan begitu adanya. Ia tak bisa diintervensi oleh ego dan logika.
Kalau kau memang tidak percaya. Bantah bahwa aku tak pernah ada sedikitpun di pikiranmu saat-saat kesepian mendera. Ucapkan pada hatimu, dan rasakan dampak yang terasa begitu hebatnya pada kepalamu.
Tak ada lagi sapa, terlebih kekhawatiran yang selama ini kita utarakan.
Hanya alasan yang senagaja kau sembunyikan pada semesta. Perihal kehilangan seseorang yang kamu sayangi di dunia nyata. Percayalah, dan tanyakan pada kepalamu. Ego siapa yang sedang kau besarkan, hingga mengorbankan segalanya.
Katamu, garis waktu hanya ruang kosong yang siapapun dapat dipertemukan di dalamnya, tapi bukan untuk selamanya. Ia hanya satu, dari jutaan kemungkinan yang bisa terjadi. Dimana pun, kapan pun. Namun, kau benar-benar lupa bahwa hati tak bisa mencari pembenaran sendiri sebagaimana logika. Katamu, ia terlalu ceroboh dan sulit berpikir dengan logis. Hati memang ditugaskan begitu adanya. Ia tak bisa diintervensi oleh ego dan logika.
Kalau kau memang tidak percaya. Bantah bahwa aku tak pernah ada sedikitpun di pikiranmu saat-saat kesepian mendera. Ucapkan pada hatimu, dan rasakan dampak yang terasa begitu hebatnya pada kepalamu.
Pict; Punya Author pribadi |
Tak ada lagi sapa, terlebih kekhawatiran yang selama ini kita utarakan.
Hanya alasan yang senagaja kau sembunyikan pada semesta. Perihal kehilangan seseorang yang kamu sayangi di dunia nyata. Percayalah, dan tanyakan pada kepalamu. Ego siapa yang sedang kau besarkan, hingga mengorbankan segalanya.
Bandung Barat. 21/04/2019
No comments:
Post a Comment