Thursday 7 November 2019

FlashFiction; Lukisan Telur


 Lukisan Telur


   "Kak, lukisannya kosong!" Pagi-pagi sekali adikku sudah berteriak di ruang tengah. Malas sebenarnya untuk bangun, tapi teriakan itu terus diulang-ulang.

    Setengah berlari aku menghampirinya, lalu memeriksa lukisan yang terpajang di dinding. Harusnya lukisan tiga telur itu berada di sana, dengan corak asing yang entah apa namanya, katanya ini, dibuat oleh tangan kekasihku, Rini. Kini hanya tersisa kanvas putih menggantung di tempatnya, tanpa garis atau coretan apa pun.

    Akhirnya kami berdua bersepakat mencari ke semua tempat di rumah ini, mulai dari kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga bahkan, kolong-kolong meja dan kursi. Tapi tetap saja kami tak menemukannya, kecuali kulit telur yang telah mengelupas di tong sampah. Aneh memang, bagaimana mungkin sebuah lukisan gambarnya bisa hilang.

    Matahari kini mulai membagikan cahaya kepada seluruh mahluk di permukaan bumi, ayah dan ibu pun kini sudah bangun dan siap pergi bekerja ke kantor.

    "Kalian mencari apa sih? Tumben kompakkaya gituh." tanya ibu setelah menyiapkan sarapan.

    "Telur di lukisan tengah rumah gak ada, Mah."

    "Mamah gak tau," jawab ibu tanpa ambil pusing.

    Tiba-tiba saja, terdengar teriakan ayah yang ketakutan di kamar mandi, "Anak-anak apa Ayah gak salah lihat kalau ada naga di kamar mandi kita?"

    Aku dan adik saling tatap dan terheran karenanya.
Bandung Barat, 2017

No comments:

Post a Comment