Saturday 1 February 2020

Kumpulan Prosais; Cinta yang kebablasan

 Jatuh dan Cinta


   Di tepian malam yang makin larut, aku masih tak ingin terpejam. Udara dingin mungkin bisa membuat tubuhku terpaku, tapi kebimbangan hingga kini belum membeku. Ia bahkan menjadi-jadi, dengan melahap sebagian kewarasan yang kujaga mati-matian. Mungkin benar, aku butuh lentera, yang dulu pernah kutinggalkan untuk menerangi kehidupan seseorang.

   Lampu-lampu kendaraan, menyorot kegelisahan jiwa yang masih penuh angan dan entah kapan berhenti bertepuk sebelah tangan. Dunia gelap masih saja membiarkan napas resah meradang, mengembangkan rasa yang tak di undang. Anjing! Aku masih tak bisa melakukan apapun untuk berjalan di jalur yang harus dilalui.

   Si pembuat onar: ke-egoisan, kembali mengacak-acak tatanan kasih yang lama kucoba rapihkan. Gemerlap suara mimpi terus mengiang bahkan ketika aku terjaga. Aku sudah berusaha menjalankan segalanya agar seperti yang kumau, tapi setiap kali dihantam rasa penyesalan, perasaan ini kembali mundur ke tempat sebelumnya.

   Biarlah yang remang tetap menjadi misteri, hingga malam bisa berjabat dengan ngeri. Biarlah yang samar membuat khayalan, di balik damar yang menari mengikuti terpaan angin. Membawa banyak kesempatan yang jatuh terbuang. Biarkan aku meringkuk di sini, bersama gigil dan kesepian yang mendekap tanpa rasa nyaman.

   Aku lupa diri dengan mencntaimu sepenuh hati. ketika sepasang tangan lain menghampiri dan membawamu pergi. Tolol! Aku datang merangkak ke kakimu, berharap diinjak, tapi yang kamu lakukan malah menjauh dengan bijak. Aku tahu, semua terjadi karena ketololanku sendiri, dan pengharapan bahwa kamu memintaku untuk berdiri.

    Aku menumbalkan segalanya hanya untuk menghapus tangis di pipimu dan kini saat tersenyum, semua mata tertuju padamu. Harusnya dulu aku membiarkanmu tenggelam begitu saja, mengabaikanmu. Mungkin aku tak akan pernah seterpuruk ini, tapi aku tak bisa melakukan itu. Aku pernah memprediksi kamu akan pergi, tapi lagi-lagi, entah karena tolol, atau iba, aku kembali.


   Selamat malam, mimpi-mimpi, semoga Tuhan menghujanimu meski tak kusirami.
   Selamat malam rindu, karna kebiasaan berharap lebih, lalu lebih berharap kau tersiksa.
  Selamat pagi, bagi sebatang rokok, segelas air panas, dan buaian yang belum terjawab, semoga kalian masih bisa menemaniku mempertahankan kewarasan ini.

Bandung Barat, 28/06/2020

Pict; Jatuh dan Cinta

 

 

Waras yang Diperas


  Aku pernah mematahkan  hati kecil-kecil sebagai petunjuk jalan. Agar ketika aku tersesat saat mencintaimu, bisa kulangkahkan kaki ke jalan keluar. Tidak diputar-putar waktu dan tenggelam karena alasan-alasan yang sama.

   Aku pernah membakar harapan dan cita-cita, hanya untuk mendapatkan sedikit kewarasan dari senyummu. Esoknya, aku harus pulang dengan malu. Mereka tertawa sambil berbisik "Lihat lelaki itu! Contoh orang yang jadi bodoh karena mencintai."

  Aku terlalu naif. Menyerahkan segalanya dan tak memintamu melakukan hal yang sama. Pertaruhan yang tak adil. Aku selalu kalah telak saat mencintaimu.

  Kulakukan ini sebab aku mencintaimu. Disetiap nomer dalam kalender. Pada setiap detak jantung dan detik yang menggantung. Aku mencintaimu. Pekerjaan seumur hidup yang tak mengenal cuti dan libur.

  Aku tak merasa perlu menaklukan dunia, jika tanpamu saja aku merasa sisa-sisa.

Bandung Barat, 06/10/2019

No comments:

Post a Comment