Wednesday 10 June 2020

Cerpen : Kesemutan

#NAD_30HariMenulis2020
#Hari_ke_8
#NomorAbsen_302


Kesemutan

    Perempuan itu dengan ragu-ragu masuk ke dalam ruangan. Ini memang bukan kunjungan pertamanya, tetapi selalu membuatnya gugup setengah gila. Dilihatnya seorang laki-laki berkumis tipis di belakang meja. Ia tersenyum, lalu mempersilakan perempuan itu duduk.

    "Jadi keluhannya apa saja? Apa saja yang terasa sakit?"

    Lelaki itu adalah Dani, sang pemilik klinik. Ia adalah seorang terapis yang memiliki kemampuan aneh. Ia dapat mengeluarkan dan menyuruh semut-semut untuk mengobati para pasiennya, mengangkut sesuatu yang menyumbat pembuluh darah dan mengeluarkannya lewat pori-pori. Para pasiennya hanya merasakan kesemutan saat terapinya dijalankan.

    Keahliannya ini didapatkan saat kecil. Waktu itu, tanpa sengaja ia tertidur di bawah pohon rambutan di depan rumahnya, hingga seekor semut--yang mungkin saja berkelamin betina--masuk ke tubuhnya lewat hidung dan beranak pinak di sana.

    Dani sempat mengidap panas selama empat bulan, hingga harus dirawat di rumah sakit, tetapi tak ada perubahan yang berarti. Hasil *rontgen keluar, ada beberapa bagian tubuhnya yang terlihat tidak normal. Para dokter sudah menyerah dan pihak keluarga sudah pasrah. Hingga tiba-tiba di suatu pagi yang biasa-biasa saja, panasnya turun, dan ia diperbolehkan pulang.

    Awalnya, lelaki itu sangat terganggu dengan perubahan yang dirasakan dalam tubuhnya, tetapi seiring berjalannya waktu, akhirnya ia terbiasa, bisa berkomunikasi, hingga meminta bantuan pada para semut itu.

    Perempuan itu masih saja gugup, memilin-milin ujung bajunya, sembari tergugu. Dani yang sudah beberapa kali menangani perempuan ini, mencoba mengambil kendali dengan menawarkan untuk memeriksa keadaan tubuhnya. Perempuan itu mengangguk, lalu mengulurkan tangannya seperti memperlihatkan garis-garis tangan pada peramal.

    Lelaki itu menelungkup tangan si perempuan. Untuk meredakan kecangguan di antara mereka, ia mengambil inisiatif untuk mencairkan suasana yang terkesan kaku dan ganjil. 'Mungkin sekadar berbasa-basi tak apa,' pikir lelaki itu.

    "Sudah lama sekali tidak mampir kemari, semoga sehat-sehat, ya."

    Perempuan di depannya malah semakin menunduk, wajahnya sudah semerah kepiting rebus sekarang. Dani mencoba memalingkan dan berpikir, apa mungkin sebuah kesalahan bertanya kabar?

    Tiba-tiba saja, ada sebuah bisikan aneh dari para semut. Mereka yang keluar dari tubuh perempuan itu tak mau kembali ke tubuh Dani. Lelaki itu merasa bingung dengan apa yang terjadi dan merasa bahwa kemampuan yang dimilikinya selama ini menghilang.

    Ia tertegun sejenak, membayangkan apa yang akan dilakukannya di masa mendatang jika tak memiliki kemampuan berbicara dengan para semut. Hingga akhirnya ia menyadari, bahwa para semut membentuk sesuatu di atas meja. Perempuan itu menarik tangannya secara terburu-buru dan menutup wajahnya. Dani semakin bingung saja dengan keadaan ini.

    Ditariknya napas perlahan, lalu kembali memfokuskan pandangan ke meja, memerhatikan semut-semut. Tanpa pernah disangkanya, mereka telah membentuk kalimat, "Maukah kamu menikah denganku?"

Bandung Barat, 08/06/2020

No comments:

Post a Comment